Iwanbanaran.com – Bro dan sis sekalian….IWB yakin awal melihat motor terlampir yang terlintas adalah motor tua tanpa daya. Honda GL-MAX keluaran lawas dan secara fisikpun tidak ada yang istimewa. Mungkin hanya beberapa part unik yang nyantol ditubuh sikuda besi. Kenapa unik??. Sebab sampeyan akan menjumpai knalpot Tiger Revo ataupun pillion foot step Mgey yang dipasang mencoba mempermanis penampakan visual. Namun jangan terkecoh dengan motor ini karena jika sampeyan pelototin…engine-nya bukanlah lazimnya GL-MAX pada umumnya…..
Mesin terlihat fresh seperti baru. Blok silinder-pun besar dan kokoh tanda kubikasi tidak sewajarnya. Lha piye to bro….diplacement 125cc koq silinder head gambot begitu. Tanpa banyak basa-basi IWB segera menanyakan pada sang empu. Bro Darmawan yang berdomisili diBanaran Kauman TA akhirnya membuka kedok tunggangan yang terpampang didepan mata. Yup…pria yang menjabat sebagai sekretaris desa sekaligus masih saudara IWB ini mengungkapkan bahwa GL-MAX tunggangannya sudah ganti mesin. Maksude??….
Mesin yang dijejalkan bukanlah standart bawaan pabrikan. Doi mengganti mesin Tiger Revo keluaran 2012. Oalahhh…pantes!!. Engine ini didapat dari temannya yang membuang mesin sebab hanya butuh sasis sang Tigy untuk modifikasi. Ditebus seharga 6juta rupiah…..proses pencangkokkan ternyata sangat gampang. Menganut frame tipe diamond……dudukan Max dan Tigy sama plek. Hanya beda pada bagian atas (dibuatkan pegangan lagi). So tidak heran bengkel merem aja install engine si macan pada sasis Max. Namun bukannya tanpa kendala….
Karbu ori Tiger tidak bisa ditempelkan saat menggunakan frame GL-MAX sebab desain sasis bagian tengah beda. Jika Tiger berongga dan lapang….maka Max seperti lempengan logam tebal sehingga cukup sempit posisinya. Tidak ada ruang untuk ukuran karbu ori Tigy yang lumayan besar. Tidak kehilangan akal…akhirnya doi meminang karbu merk Kitaco PWK 28. Desain lebih kecil dan simpel. Kendati belum sempurna…suplai bahan bakar sekarang sudah balance menjadikan betotan nampol sejak dari bawah keatas. “Satria aja dijamin ngos-ngosan ngejar nih motor...!” serunya pede.
Karena penasaran….IWB ngetes sang kuda besi dijalanan Karangrejo. Tanpa speedometer…..IWB awalnya rada meremehkan dan langsung betot gas. Ban loncat nyaris satu meter. Jiannn cepot jantung rasane….ban wheelie nyaris jatuh mzbro. Asyemm tenan…..kondor euy . Memperbaiki posisi….pengetesan hanya berjalan sampai gear tiga. Impresi??. Juozzz gandozz!!. Dengan bobot super enteng (sasis Max lebih kecil)….teriakan mesin Kaizen 200cc jadi nggegirisi. Nafasnya tuh lho panjang bro. Setelah IWB analisa….sproket gear tidak sebesar milik Tiger. Hhhmm…pantes panjang bener. Asyiknya…jumlah transmisi tetap 6 speed khas sang macan. Weleh….percaya dah sekarang kalau Satria FU-pun kerepotan ……
Namun bukannya tanpa cela. Vibrasi yang dihasilkan dari engine 200cc rada kuat. Untuk jarak jauh kayaknya lumayan menyiksa tuh. Selain itu kita tidak boleh pecicilan mengingat rem depan masih mengadopsi kaliper satu piston plus belakang tromol (standart Max). Jadi haram hukumnya melakukan panic brake atau rem dadakan. Diluar itu…kreatifitas merakit motor tetap patut kita apresiasi. Apalagi bro Darmawan sudi merogoh kocek yang tidak sedikit. Tercatat beberapa part yang nyantol pada Max kesayangannya yakni….
Knalpot Tiger Revo orisinil (600ribuan)….repaint crackcase engine (300ribuan)….knob stang Tiger Ori (300ribuan)…foot steep Megy (150ribuan/bekas)….pelk dan ban (900ribuan) dan masih banyak pernik-pernik lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kini sang kuda besi diserahkan pada Kevin…anak bontot bro Darmawan. Lah..emang piro umure mz Dar??. Yah…yang pasti sudah kepala empat mzbro. Umur ternyata tidak mampu mengebiri rasa cintanya pada motor. Juozzz tenan!. Pesan dari artikel ini adalah……jangan pernah terkecoh penampilan motor tua khususnya keluaran Honda. Kalau diikutin ngibrit tak terkejar…jelas dapur pacu sudah berubah. Sik ngotot?. Siap-siap kisinan (dipermalukan) wis ……(iwb)
Leave a comment