Bro dan sis sekalian…..seperti yang pernah IWB bahas diartikel sebelumnya, segenap Blogger akhirnya sukses mencicipi skutik anyar dari pabrikan India…TVS. Dibanderol 9,9jutaan…..Dazz dibekali engine 109,65cc (dibulatkan 110cc), SOHC 2 katup…..ukuran bore 53,5mm dan stroke 48,8mm. Hanya mengintip spek yang disodorkan….bisa diketahui bahwa mesin siskutik menganut overbore. Bahkan ukuran bore mengalahkan Suzuki Nex yang nongkrong di angka 51mm. Tipikal engine jenis ini biasanya menawarkan top speed atau gasingan RPM lebih tinggi. Gimana praktek dilapangan??….
Impressi pertama nongkrong diatas Dazz adalah…..”umum”. Tidak ada yang beda dibanding skutik yang sudah bertebaran ditanah air. Posisi handlebar….kaki serta luas dek mirip dengan beberapa produk entry level matic yang sudah dulu eksis. Ketinggianpun cukup ideal untuk segala postur tubuh. IWB yang bertinggi 170cm….dengkul masih bisa nekuk santai saat berhenti. Jok Dazz juga masuk kategori empuk. So…kenyamanan pengendara diatasnya akan terjaga tanpa sibuk geser bokong ketika berkendara jarak jauh. Asyiknya…..injakan desain dek Dazz 110 mengingatkan kita akan skutik lawas dimana foot step boncenger menjadi satu bersama dek depan. Walau kurang ringkas….secara pribadi lebih menyukai old design seperti itu sebab kaki bisa ditarik kebelakang saat berkendara sendirian. Rasanya handling menjadi lebih mantap aja mzbro…
Untuk ukuran pendatang baru…finishing Dazz lumayan apik. Desainpun IMHO bisa bersanding dengan pabrikan Jepang. Mungkin…hanya sisi headlamp yang rada kegedean sedikit kurang harmoni dengan tebengnya yang futuristik, agresif serta slim. Selain itu…ciri khas TVS yang loyal memberikan LED (light emitting diode) seperti generasi produk mereka yang lain tidak hadir pada Dazz. Lighting tetap mengandalkan bohlam biasa. Sayang banget sih sebenarnya secara pasti keren tuh kalau LED semua kayak Tormax. Pasti menambah value dan style. Namun atas pertimbangan banderol…..fitur tersebut dihapus. Yo wis….langsung kita coba test jalan….
Engine & Perfomance
Dari spek data hitam putih….output power Dazz mencapai 8.34HP@7500RPM serta torque 8,3NM@5500RPM. Raihan power kalah tipis dibanding Beat FI (8,5HP@8000RPM) serta Suzuki Nex (9,2HP@8800RPM)…namun masih unggul dibanding Mio-J (7,7HP@5000RPM). Hanya saja….TVS Dazz secara torque paling buncit yakni 8,3NM@5500RPM. Bandingkan dengan Honda Beat FI yang mencapai 8,5NM@8000RPM, Nex 8,7NM@6500RPM dan serta Mio-J 8,5NM@5000RPM. Tapi overall, cukup bisa diandalkan. Terus gimana praktek dilapangan?…
Kunci dipuntir “ON”….starter dipencet. Bunyi dinamo starter termasuk kenceng. Mirip dengan suara yang dikeluarkan generasi Beat atau skutik Honda non ACG. Mencoba merasakan sensasi idle….vibrasi distang cukup terasa. Hhhmm….PR TVS dari dulu nih. Namun semua masih dalam batas toleransi. Nggak sudi menunggu lama…..gas langsung IWB puntir mentok. Melewati idle….getaran malah hilang!
Hentakan awal nggak terlalu galak rada “nggereng” dulu. Nggak kaget sih….overbore coy. Tapi jangan bayangin lemot ya….tidak mzbro. Secara berkendara normal sensasi ini wajar dan tidak terlalu mengganggu. Yah….mirip-mirip dengan Mio series-lah. Power terasa smooth saat menginjak speed 40km/jam dan semakin tinggi putaran mesin…..IWB merasa raungan engine semakin halus. Dibekali karbu Ucal VM17……sayang tenaga Dazz terkebiri oleh trek pabrik TVS yang pendek. Speed 75km/jam menjadi kecepatan puncak yang bisa IWB torehkan. Oalahhh…padahal engine baru bangun tuh 🙄
Karena penasaran…IWB sempat bertanya kepada mekanik disana. Menurut mereka top speed Dazz mencapai 100km/jam lebih dikit dengan test pembanding akselerasi menggunakan Beat FI. Hasilnya?? “kalah tarikan awal aja mz…pertengahan Dazz unggul” ujarnya. Weleh…yang bener. Jangan-jangan berpromosi doang nih . Memang kudu dibuktikan secara langsung. Tapi opini pribadi mengatakan…..Dazz 110 memang “not bad”. Asli bisa bejaban dengan pabrikan Jepang kangbro….
Kalau engine lumayan menjanjikan…gimana sisi handling??. Dibekali ban tubeless….tekukan Dazz termasuk enteng. Cornering juga lebih mantap. Hanya saja entah kenapa…..sensasi “light” ini memberikan perasaan rada limbung saat kecepatan tinggi. Padahal semua normal saja ketika IWB melakukan slalom tes zig zag…..Dazz nurut tidak ngeluh. Analisa awal mungkin setelan angin ban yang terlalu keras. Terus gimaan dengan braking??….
Juozzz diatas rata-rata. Dua piston bukan isapan jempol belaka. Dari kecepatan tinggi….tuas dibetot, Dazz secara sempurna berhenti tanpa kendala. Piston ganda membuat segalanya lebih mudah. Dari sekian skutik…..mungkin hanya racikan Yamaha yang bisa nyamain kepakeman TVS Dazz. Hard braking langsung “srettt!!!”….berhenti total. Mantepnya….respon sasis juga menyenangkan. Tidak ada limbung atau kedodoran ketika rem mendadak. Sebuah nilai tersendiri untuk racikan India tentunya…
Kesimpulan
Dengan banderol yang hanya 9,9juta….Dazz bisa menjadi opsi lain bagi brosis yang mendambakan motor murah tapi berkualitas. Jaminan quality dengan garansi blok mesin hingga 5 tahun, finishing tidak kalah dibanding produk Jepang serta kemudahan perawatan (karbu)….menjadi nilai plus tersendiri. Dibalik kekurangan yang nempel pada produk India……seperti terbatasnya 3S plus resale value, kehadiran TVS memasarkan skutik dinegeri tercinta ini menjadi warna tersendiri arah strategi masing-masing manufacture. Seperti yang Mr. Anandakhrisnan (presdir TVS Indonesia) ungkapkan ke IWB…..”It’s only warming up before we provide you 4 new product next year. Just wait us..” serunya bikin penasaran. Dazz 110??. “Kamu dan dompet setuju pastinya!!” ….(iwb)
Leave a comment