Emboh…apa yang salah dengan negeri ini. Apakah karena ketidak becusan pemerintah menahan pertambahan laju kendaraan pribadi atau akibat mandegnya pembangunan jalan…yang pasti jalur pantura sekarang sudah tidak seperti dulu. Dibulan puasa, untuk menuju keSurabaya…..dibutuhkan waktu hingga 24 jam. Raihan waktu tersebut jauh dari normal dimana biasanya hanya 12jam. Keluhan dilontarkan para sopir bus antar propinsi yang menuding pengelola jalan tidak belajar dari pengalaman masa lalu…
Ngobrol dengan IWB, sopir bus yang terlihat letih berbaring dipojok belakang bis. Raut muka lelah bercampur ngantuk masih bisa tersenyum ketika IWB sapa dengan sopan. ‘Istirahat pak?’ seru IWB. “Iya mz….” jawabnya sambil mengangguk. Hhhmm…hebat juga nih sibapak. Diusia yang hampir menginjak setengah abad (nebak nih bro)….badan tetap kuat mengendalikan bis malam. Jarak 850km…dengan rute amit-amit padatnya dilibas tanpa masalah. “Sekarang jalan semakin parah ya pak. Pasti lebih capek..” celoteh IWB sambil menunggu pintu toilet yang tidak kunjung terbuka….
Menghela nafas panjang sibapak hanya geleng-geleng. “Capeknya dua kali mz. Sekarang jalur pantura bak neraka…..nggak kayak dulu. Yang saya heran….perbaikan jalan selalu pas sebelum lebaran. Jadi banyak penyempitan jalan yang bikin macet. Kan seharusnya bisa dicicil sedikit demi sedikit jauh hari sebelum bulan puasa tiba. Mereka tidak belajar dari pengalaman dan terus diulang setiap tahun. Kita buang solar, tenaga dan waktu…!! serunya kesal. Akhirnya uneg-uneg dihati sibapak ditumpahkan…
Yup…itulah negeri ini. Carut marut seperti tiada akhir. Jalanan dengan kualitas rendah sehingga aspal gampang berlubang ketika diguyur hujan deras. Komposisi pasir yang lebih banyak dibanding aspal itu sendiri dicurigai menjadi ajang permainan oknum tertentu. Tidak heran KPK saat ini sedang menyelidiki adanya dugaan ketidak beresan perbaikan Pantura yang dijadwalkan setahun sekali dengan dana permintaan anggaran mencapai trilyunan rupiah. Sebuah pertanyaan mampir dikomisi pemberantasan korupsi….
Kenapa selalu setahun sekali?. Sebegitu burukkah kualitas pengaspalan ditanah air?. Adakah penggelembungan dana disana?. Bagaimana dengan komposisi material?. Berbagai pertanyaan logis nan tajam dari KPK. Namun dengan dalih kelebihan beban…pihak kontraktor berkeras semua bukan salah mereka. Jadi ketika jalanan rusak…ya memang waktunya rusak. Sebuah alasan yang IWB sendiri rada mengerutkan dahi. Kenapa?. Lawong contoh rendahnya kualitas aspal memang banyak koq. Sebut saja dibawah fly over UI Depok…..
Entah gimana…tambalan aspal yang didominasi pasir ketimbang aspal itu sendiri berguguran tidak tahan lama saat hujan dan roda kendaraan menggilas permukaan jalanan pasca perbaikan. Tidak heran…sebulan setelah itu, lubang kembali menganga memperlihatkan jeroannya. Dugaan liar mengatakan…..maklum-lah lawong harga aspal lebih mahal dibanding pasir. Jadi adonan aspal ditekan dan pasir dibanyakin. Bisa aja to. Halah…jadi suudzon hehehe…
Last.…jalanan Pantura kini bak neraka. Selain volume kendaraan yang melimpah….proyek perbaikan jalan dibeberapa titik semakin memperparah keadaan. Sebagai catatan….saat IWB pulkam kemarin (sebelum puasa), butuh waktu 24 jam dari Jakarta ke Jawa Timur. Artinya….pasti kondisi lalin makin parah menjelang Lebaran nanti. Dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi serta stamina yang fit 100%. Jika merasa capek….jangan memaksakan diri. Mending istirahat diposko-posko ataupun warung yang bertebaran disepanjang jalur. Ingatlah keluarga menanti dirumah. Alon-alon sing penting kelakon. Ingin pulang kampung??. Wis mending kereta atau pesawat dah kalau bisa. Remek tenan euy soale….(iwb)
Leave a comment