Bro dan sis sekalian…walau hanya sekilas, terkabul juga nyicipin supermoto bike racikan KTM Austria-Bajaj. Desain eye catching bak moge tulen menjadikan Duke 200 seperti menghipnotis siapapun yang melihat. Gaungnya yang luar biasa membuat IWB penasaran…..kayak apa sih sensasi yang ditawarkan oleh sikuda besi. Digeber jalur parkir Kemayoran….ada beberapa poin yang bisa IWB rasakan. Seperti apa?….
Ergonomi riding Duke khas Supermoto…stang baplang dan posisi kaki serta punggung terasa rileks. Asyiknya…seat height motor ini jauh lebih bersahabat dibanding Pulsar 200NS. Asli…ora repot blas kangbro. Telapak kaki bisa geal-geol menyentuh tanah secara pede. Hal ini tidak IWB rasakan pada generasi P200NS yang dipaksa jinjit membikin ciut nyali. Kemudian konsol speedo…..angka kecepatan tertera jelas. Sayang gerak RPM serta komposisi indikator lain terkesan ramai dan mungil. Display kecil dengan berbagai tulisan yang dilebur menjadi satu membuat mata kudu bekerja lebih keras guna mantengin satu persatu. Namun memang…nongkrong diatas motor berbanderol 58jutaan ini begitu beda!. Atmosphere moge sangat kuat. Keren tenan. Tidak sudi menunggu lama…engine segera dihidupkan. Puntir kontak dan pencet starter….
Suaranya koq sedikit nyleneh ya. Tidak seperti motor kebanyakan….raungan yang dihasilkan Duke 200 garing kayak ada campuran seng dipukul halus. Wis…pokoke ora iso dijabarne. Mungkin inilah ciri khas KTM Duke. Kemudian…sisi mengganggu lain adalah hawa panas engine. Saat nongkrong diatas jok sikuda besi…IWB merasa temperature yang dihasilkan Duke 200 diatas rata-rata motor naked yang beredar ditanah air. Weleh….jian koyok moge ki…kemrungsung angete. Walau motor sempat dipakai jalan dari Ancol ke PRJ…menurut siowner memang panas engine KTM Duke lumayan terasa dibanding naked bike sekelasnya. Kalau IWB analisa…..bisa jadi karena ukuran blok silinder termasuk gede. Mungkin karena itulah yang membuat hawa panas lebih kuat….
Gear satu langsung geber. Engine menyalak….masuk gigi dua, speed nongkrong di sekitar 60km/jam….close throtle dan braking. IWB tidak berani pecicilan lawong motor silihan . Trek yang tidak mendukung membuat IWB hanya berputar 3 kali. Tes hanya merasakan reaksi engine, respon handling serta kemampuan manuver. IMHO speedo Duke kayaknya mempunyai kalibrasi mendekati GPS. Speed kencang namun angka masih nongkrong dikisaran middle speed. Yah memang kudu dibuktikan dulu untuk komparasi dengan alat global positioning system. Setelah mencicipi sekilas…..kesimpulannya, handling Duke 200 cukup bagus…nurut dan tajam. Hanya saja untuk belok sedikit dalam rada berat. Kemudian muntahan tenaga juga nahan….khususnya direntang pertengahan RPM. Tapi kalau ditanya…piye dibanding motor sekelas yang sama-sama 200cc??. Duke tetap terbaik. Hentakan awal bisa bikin motor sekubikasi minggir. Ora percoyo?. Monggo dibuktikan saja sendiri….
Last.…lemahnya akselerasi pertengahan keatas bisa jadi dikarenakan ukuran ban yang sudah tidak standart. Karet bundar belakang saat ini mekar menjadi 160/60 dari sebelumnya 150/60. Terjadi kenaikan satu tingkat. Selain itu…kita tidak tahu history service sikuda besi mengingat siowner mengakui untuk servis rutin terkendala jaringan resmi yang terbatas. “Jauh bro servicenya” seru doi. Btw….entah kenapa KTM Duke yang IWB test kurang mampu membuat IWB terkesima. Dengan banderol diatas 50jutaan…..secara pribadi terlalu overprice. Kecuali importir berani memasang diangka 30jutaan….wihh baru tuh maut. Diatas kekurangan yang IWB tunjukkan, Duke 200 tetaplah kuda besi Eropa yang eye catching. Desain wah disertai embel-embel nama KTM didepannya. Melintas dijalan?. Dijamin semua pada melirik ….(iwb)
Leave a comment