Seirama, seiya dan sekata…..mungkin itu yang bisa IWB rasakan atas keluhan mzbro Hadi, seorang biker penunggang Honda Tiger yang menjadi korban keganasan jalur pantura. Jeleknya infrastruktur jalan masih menjadi isu utama para biker yang melintas dipermukaan aspal yang banyak ranjau-ranjau lubang mematikan. Jangankan kendaraan roda dua…bus antar propinsi saja seringkali dipaksa bermanuver zig-zag menghindari dalamnya lubang pantura…..
Salah satu contoh dialami oleh mzbro Hadi. Doi mengirim surel, mencoba sharing pengalaman atas ganasnya lubang pantura. Berikut penuturan doi…
Sabtu kemarin seperti biasa saya pulang solo riding sebulan sekali menjenguk orang tua di Cikampek, perjalanan biasa saya lakukan siang hari via Kalimalang-Bekasi-Cibitung-Cikarang-Karawang-Cikampek menggunakan Tiger saya yg sudah saya modif kaki-kakinya yaitu dengan mengganti velg racing ukuran 17 inchi merk sprint (kalo tidak salah) dan ban lumayan gede depan 110/70/17 belakang 130/70/17.
Pada waktu berangkat hari sabtu saya tidak mengalami hal2 yang tidak menyenangkan selama dalam perjalanan (saya selalu berdoa selama dalam perjalanan mas..). Nah pada hari minggu sewaktu saya pulang malam hari kembali ke Jakarta via jalur sebaliknya, saya mengalami hal yang tidak mengenakan karena menghantam lubang di daerah Cikarang yang mana kecepatan saya kebetulan sekitar 70-80 km/jam. Terus terang dibantu lampu HID, saya sudah melihat lubang dari kejauhan tapi apa daya, dengan kecepatan segitu saya tidak berani mengerem karena jalan juga agak basah, begitu menghantam lobang langsung saya melipir ke pinggir, saya lihat kondisi ban dan velg yang kebetulan gelap dan ternyata hadeuuhhh peyang masbro…
Karena merasa tidak kempis langsung saja saya gas kembali dan anehnya selama perjalanan jika saya geber 40-60 km/jam ban tidak ajrut-ajrutan namun dibawah itu maka velg langsung terasa ajrut-ajrutan, oleng dan seperti ban kempis. saya paksa sampai ke rumah : lalu saya cek di depan rumah ternyata bukan hanya ban gembos tapi juga velg peyang dan terdapat retakan yang puanjang dan hampir horizontal( dekat pentil). Lalu saya ingat2 kembali masa lalu pada tahun 2008 saya pernah mengalami velg 3x pecah mas 2x jalur karawang, 1x cibinong memang pada waktu itu saya naik bebek mas.. :). Kemarin saya berpikiran tidak mungkin velg Tiger saya peyang/pecah gara2 lubang dijalan, ternyata saya salah mas…
Pelajaran yang saya ambil dari kejadian ini :
1. Riding usahakan jangan malam hari (jika tidak hapal jalan)
2. Jangan ngebut di jalan yang tidak kita hapal apalagi pantura 🙂
3. Awasi kubangan air di jalan raya (sapa tau lubang)
4. Kurangi kecepatan jika cuaca becek atau hujan.
5. jangan terlalu PD dengan lubang yang kelihatannya kecil di jalan (berbanding lurus dgn kecepatan)Itu cerita saya minggu kelabu ini mas… jika ada yang kurang pelajarannya monggo ditambahi (plat nomer tolong di coret yo mas… 🙂
Penuturan dan cerita yang cukup lugas namun mengandung makna luar biasa khususnya misi sharing info supaya biker lain tidak ada yang mengalami hal serupa (thanks bro Hadi). So mzbro….pengalaman diatas hanya satu dari sekian puluh bahkan ratusan yang tidak terekspos dijalur pantura. Saran IWB…hati-hati jika melewati jalur utara pulau Jawa. Btw….tips yang diberikan bro Hadi bisa dijadikan panduan dijalanan. Jangan lupa…berdoa is number one!!…(iwb)
Leave a comment