Bro dan sis sekalian….seperti yang kita tahu secara resmi pertanggal 22 Juni 2013 jam 22.00….pemerintah mengumumkan kenaikan harga bensin menjadi 6500/liter dari sebelumnya 4500/liter. Kenaikan signifikan yang cukup mengejutkan tentunya. Kenapa?. Angka 2000/liter bukanlah duit sedikit jika dikalkulasi dengan jutaan barrel yang dijual Pertamina. Dengan alasan menyelamatkan APBN…..cara pintas tersebut ditempuh. Sayang…manuver tidak diimbangi kontrol harga pangan yang juga ikut melambung. Seperti yang diulas Kompas atas kenaikan harga ayam hingga 200% pasca bensin berubah harga. Sobek tenan!!….
Bensin naik tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Implikasi yang ditimbulkan sudah mencakup urusan perut. Kenapa?. Lawong harga pangan melambung nggilani. Diluar ayam yang terdongkrak 200% dari harga normal…sembako juga mengikuti dan kini sudah nongkrong diangka 30%. Jadi kita tidak bisa hanya melihat dari sisi kendaraan saja. Konyolnya pihak penguasa kurang peka terhadap situasi dilapangan….cuek bebek ora perduli. Terkesan melakukan pembiaran atau menyerahkan kepada hukum pasar. Sebagai warga negara yang baik…tidak ada pilihan selain mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Apalagi dengan dalih menekan pengeluaran subsidi hingga 97 T (total subsidi 297T menjadi hanya 200T)…adalah hal mulia jika kita bisa membantu. Hanya saja….subsidi terasa hambar jika kita sudi mengintip dilapangan……
Premium masih halal diembat siapa saja. Mobil pribadi Kijang Innova, Yaris, Jazz bahkan Fortuner yang notabene mobil kelas atas tanpa malu mengantri Premium diSPBU bersama para angkot. Fakta ini sering IWB temui hampir diseluruh pom bensin Jabodetabek. Spek mobil yang meminta asupan oktan 92 tidak digubris dan lebih memilih bensin bersubisi yang lebih murah. Padahal bagi mereka….IWB percaya 10ribu seperti duit receh tidak berguna. Sedang bagi para biker…contohnya tukang ojek yang mengandalkan mencari nafkah dari transportasi wira wiri sehari-hari, uang segitu luar biasa nilainya. Belum lagi secara hitung-hitungan volume, motor jauh lebih irit untuk menempuh perjalanan. Ibaratnya 500km motor hanya menghabiskan Premium 10liter maka mobil 33liter. Nah….jelas to maksude?. So…mana yang harusnya disubsidi?. Monggo sampeyan nilai sendiri. Hal seperti inilah yang kudu dipikirkan sang penguasa dalam menggodok sebuah peraturan yang komprehensif serta terukur….
Seperti yang kita tahu, seiring pengumuman No 07 PM/12/MEM/2013 tentang penyesuaian harga jual eceran BBM bersubsidi yang membuat bensin premium (gasoline ron 88) 6.500 per liter serta minyak solar (gas oil) 5.500 pr liter….pemerintah berencana menggelontorkan BLSM sekitar Rp 9,3 triliun untuk 15,5 juta keluarga miskin yang jika dikalkulasi maka sebesar Rp 150 ribu per keluarga per bulan selama empat bulan. Sebuah tindakan yang sangat jauh dari kata efektif. Dan mencermati atas hitung-hitungan diatas…sudah saatnya pemerintah membuat aturan yang jelas agar subsidi tepat sasaran. Mosok wong sugih tuku bensin regone podo karo wong miskin. Semelekete tenan lek iku…..
Percayalah…jika semua sudah dilakukan, kita semua bakal ikhlas berapapun harga banderol yang dipasang. Kalau tidak….niscaya isu BBM tidak akan pernah kelar sampai kapanpun. Sementara sebagai biker…marilah kita dukung program pengiritan BBM dengan cara berkendara yang baik dan benar. Semakin irit penggunaan bensin maka uang anggaran pemerintah juga semakin tidak terkuras. Premium 6500??. Record tenan iki ….(iwb)
Leave a comment