Bro dan sis sekalian….hampir dua minggu siputih Apache menemani IWB menjelajah Jakarta. Teriknya panas siang hari, macet, serta udara dingin jalanan Depok-Jakarta menjadi santapan tak terelakkan. Motor yang baru saja diboyong TVS Indonesia ini secara spek mungkin terkesan biasa. SOHC 4 stroke, 2 klep, 180cc, air cooled…tanpa embel-embel low friction part ataupun istilah-istilah keren lainnya. Hanya imbuhan ” Racing Throttle Response” yang disingkat RTR. Tapi….bukan pabrikan India jika tidak mampu membikin kejutan……
Karakter Apache 180 masuk dalam kategori agresif. Menyenangkan bagi yang suka betot gas. Selain itu sasis cukup lincah dalam melayani keinginan penunggangnya. Keunggulan lain yang menjadi catatan IWB adalah transmisi yang empuk gampang netral. Puntiran gas enteng serta shifting smooth nyaris tanpa suara. Ibaratnya sampeyan pakai ujung jari kakipun akan dengan mudah bisa memasukan gigi. Begitu juga sisi clutch atau biasa disebut kopling. Entahlah…pakai per model apa nih siTVS, tarikan tuas sangat ringan. Seumur-umur baru kali ini menemui motorsport narik kopling seperti tanpa ada beban diujungnya. Yah….11-12 dengan Honda CBR series brosis. So….kendati seminggu belakangan Jakarta didera macet cukup parah akibat persiapan lebaran…IWB tidak merasakan pegal dan capek di tangan kiri. Seger waras euy . Terus gimana kinerja perangkat lain??….
Handling & Braking
Untuk menahan laju kendaraan, TVS membekali Apache dengan double disk brake berukuran 270mm dua piston (depan) serta satu piston belakang (ukuran petal disk 200mm). Efeknya….maknyus!. Sekali tarik….motor berhenti tanpa kendala. Karakter rem empuk serta pakem (oli DOT3). Soal handling pada high speed….kuda besi berbanderol 17jutaan ini juga mumpuni. Stang anteng tanpa dijumpai gejala goyang. Begitu pula cornering. Walau masih dibawah Yamaha Byson…..Apache termasuk handal melayani tekukan rider. Tidak ada ceritanya ngebuang atau kedodoran. IMHO….rigidnya sasis tipe double cradle synchroSTIFF menjadi penyumbang terbesar keampuhan handling. Sisi menarik lain adalah shockbraker……
Apache menggunakan dualshock tipe monotube inverted gas-filled shox (MIG) dengan spring aid (belakang) dan garpu teleskopik berukuran 105mm. Tapi jangan salah….peredam kejut bawaan beda dengan dualshock kebanyakan. Kinerja termasuk jempolan…lembut dan mantap. Bisa diambil contoh ketika menghajar polisi tidur…..tubuh joki tidak dibuat terguncang berlebihan. Strength point lain yakni reaksi motor kala kita membawa beban berat. Manuver tetap enteng dan lincah. Banyak lho motorsport lain langsung ngedrop ketika kita membonceng seseorang. Dilalah penyakit ini tidak berlaku untuk Apache. Two thumb up atas pengaturan distribution weight serta rigidnya sasis …..
Kubikasi naik 20cc ternyata lumayan menambah angker accelerasi. Bobot 137kg bagai tiada arti bagi mesin Apache. Lepas kopling…buka dikit langsung ngacir. Sebagai gambaran, dari posisi start…buka gas penuh, selip kopling….upshift, ban depan kadangkala ngangkat beberapa mili dari aspal. Tangguhnya torque juga terasa ketika sikuda besi IWB tes menggunakan gear 3 untuk running dari stop. Lha jebule jalan tanpa kendala brosis. Power pick up juoz gandoz tanpa ndut-ndutan. Jujur…banyak motor lain nyerah ketika IWB lakukan praktek ini. Sedang Apache???…..Ecessss !!. Praktis….climbing ability untuk motor sekelasnya diatas rata-rata. Jalan tanjakan bagi Apache seperti melibas trek lurus…..ora ngoyo blas!!….
Karakter engine oversquare Apache ringan diputaran bawah….nyaris tanpa beban. Memasuki RPM 4000….agak tertahan sampai 5000RPM, flat hingga masuk 7000RPM. Baru diatas angka tersebut melejit….panjang bisa dipanteng hingga 11ribu sekalipun. Inilah kekuatan sesungguhnya generasi Apache. Jadi kalau ingin ngajakin geber-geberan mending jangan jarak jauh mzbro. Soalnya dijamin bisa merepotkan sampeyan . Perbedaan dibanding adiknya (Apache 160) adalah hentakan awal. Untuk versi 180 lebih galak serta mudah menggapai tenaga dipertengahan RPM. Sedang versi 160cc secara feeling unggul pada teriakan atas.
Best top speed record TVS Apache RTR 180 2012 yang bisa IWB raih adalah 126 km/jam atau setara 116,4km/jam versi GPS Runtastic (monggo dihitung sendiri penyimpangan kalibrasi). Not bad mengingat bobot IWB lumayan nampol (78kg). Hasil ini kalah tipis musuh sang adik yang tembus 127km/jam atau setara dengan 117km/jam (klik disini untuk lihat artikel lama). Maklum mzbro, Apache RTR 160 yang IWB coba adalah versi lawas dimana body dan ban lebih mungil…..
Kesimpulan
Untuk motorsport berbanderol 17jutaan, Apache jelas tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai DNA racing motor ini mampu menyemburkan tenaga hingga 17,3HP@8500RPM, torsi 15,5NM@6500RPM. Dengan bobot yang hanya 137kg….secara PWR Apache layak mendapatkan predikat terbaik dikelasnya. Sayang…..segala kelebihan diatas harus dinodai dengan penyakit vibrasi yang mendera stang. Yup….isu getaran masih menjadi pengganjal utama kesempurnaan nilai Apache. Insinyur TVS sepertinya kurang memperhatikan sisi kenyamanan rider. Padahal jika mereka sudi melengkapi engine mounting atau roller rocker arm….nilai siApache nyaris tanpa cela. PR terbesar untuk TVS pada generasi berikutnya.
Last...jika sampeyan demen motor yang bisa melayani hasrat menggeber tunggangan hingga limit dengan banderol terjangkau, TVS Apache 180 layak dipertimbangkan. Dijamin tidak ada rasa minder jika ditantang adu speed melawan motor sekelasnya atau yang jauh lebih mahal sekalipun. Ora percoyo?? monggo buktikan sendiri brosis…….. (iwb)
Note : Next artikel tes keiritan. Stay tune brosis…
Leave a comment