Bro dan sis sekalian….saat meliput Honda Safety riding diLombok beberapa pekan lalu…IWB sempet mengamati jalanan Mataram dan sekitarnya. Aspal mulus nan lengang menjadi suguhan langka dimata IWB yang biasa hidup dihiruk pikuk ibu kota. Mantepnya….tiap jalan yang menghubungkan lokasi satu kelokasi lainnya bak permukaan seterika. Nyaris tanpa lubang. Jiannnn mantep jozz gandozzz. Sayang…pemandangan indah tercederai habit biker yang masih menyepelekan akan pentingnya pemakaian helm. Hampir 50% penyemplak motor yang kepergok IWB….mereka ogah mengenakan pengaman kepala. Sobek tenan!!….
Menyesal selalu datang belakangan. Asli….peribahasa tersebut nggak ngarang brosis. Sekitar tahun 1996 IWB pernah jatuh dlosor dari motor pada kecepatan 40km/jam didaerah Watulimo Trenggalek Jawa Timur. Hard braking diturunan berpasir….tiba-tiba traksi ban lepas dan tunggangan meluncur kesebelah kiri….membuat IWB terlempar diatas permukaan aspal. Gaya gravitasi memaksa tubuh dan kepala tidak kuasa menahan gesekan kasarnya aspal jalanan. Mengenakan helm kura-kura (sebutan helm standart Astrea Grand era 1990an)……perangkat tersebut tidak mampu berbuat banyak saat posisi muka miring kesebelah kanan. Hanya dalam hitungan detik…..pipi dan pelipis sisi kiri habis seperti diparut. IWB tidak sadar sebab yang terasa kala itu hanya rasa panas menyengat. Jebule setelah ngaca…..IWB shock berat!!!
Kulit pipi mengelupas hilang tergerus aspal digantikan darah serta kerikil-kerikil kecil nempel didaging muka. Lemes sebab bayangan cacat mengintai. “Wah…muka belang selamanya nih” batin IWB frustasi. Luka tersebut belum termasuk siku, dengkul dan beberapa bagian yang mampu membuat baju dan celana robek nggak karu-karuan. Masa kelam yang akan IWB ingat seumur hidup. Untunglah….seiring perjalanan waktu, cedera mendapatkan perawatan. Kerikil dibersihkan dan diangkat oleh petugas medis. Mungkin karena usia yang masih muda…..kulit bisa kembali normal. Kejadian jatuh ternyata tidak hanya disitu sebab 8 tahun setelahnya atau sekitar 2003…IWB kembali dlosor akibat menghindari mobil ngerem mendadak diTanah kusir Jakarta Selatan. Hanya saja kini ceritanya lain….
IWB mengenakan helm full face KYT. Kenapa memilih full muka?. Awalnya bukan safety yang dipikirkan namun lebih kearah mode dan debu. maksude?? Yup….polusi udara ibukota terasa pengap jika muka tidak dilindungi maksimal. Selain itu….pasca IWB hijrah ke Jakarta, mata IWB jadi melek…..jebule biker yang memakai helm full face terlihat keren dibanding hanya model catok. Maklum mzbro…dikota kecil tempat kelahiran IWB, jarang biker sudi memakai helm full face. Lawong nggak bisa nampang je . Opo maneh kalau kendaraan yang ditunggangi RGR. Wis…pengennya helm malah dicopot biar semua orang tahu….si A tunggangannya keren euy (masa ababil bener tuh wkwkwk). Semakin beranjak dewasa pola pikir berubah. Hingga kejadian dlosor diTanah Kusir menyadarkan semuanya….
Jatuh dikecepatan sekitar 40km/jam….sekali lagi muka seperti tidak terkontrol. Saat terjadi benturan dan terlempar dari motor…posisi sudah tengkurap menghadap aspal. Dibalik helm…IWB bisa melihat kasarnya kontur aspal menyerang visor yang IWB kenakan. ” Srokkkkkkk….” suaranya membikin hati bergidik. Hanya beberapa detik….IWB sudah dikerumunin banyak orang berusaha menolong. Berdarah dibeberapa bagian seperti siku dan lutut…..namun kepala aman tidak lecet sedikitpun. Membuka helm…..bagian visor seperti tercabik dan buram tanda gesekan yang dihasilkan aspal masuk kategori high pressure. Weleh…bisa dibayangkan jika saat kejadian IWB hanya menggunakan helm ala kadarnya. Opo maneh kalau nggak pakai helm….jiannn serem tenan. Asli….setelah itu IWB ciut nyali. Tidak pede sama sekali jika melaju kencang tanpa proteksi mumpuni. Oleh sebab itu….pemandangan yang disodorkan para biker Lombok membuat IWB tepuk jidat….
Berkendara dijalan raya….hampir 50% tidak mengenakan helm. Mencari info dari penduduk asli Lombok…mereka berujar “nggak apa-apa mz…polisinya nggak galak koq disini’ ujar mereka. Waladalah….helm menjadi wajib jika polantas ketat dan sebaliknya…dicuekin jika operasi kendor. Satu kultur yang kudu dibenahi. Mosok demi keselamatan pribadi kudu diteriak-teriakin. Malah yang unik…para bule secara mengejutkan mampu memberikan contoh sebagai sosok biker tulen. Melintas didepan mobil yang IWB tumpangi…mereka mengenakan helm lengkap sebagai bentuk kepedulian safety riding. Sesuatu hal yang jarang IWB tangkap pada penduduk pribumi. Padahal….seperti yang kita tahu, kepala hanya bisa menahan benturan pada kecepatan 40km/jam maksimal. Diatas itu….tinggal wiritan aja. Kenapa??…
Tanpa proteksi…..energy benturan akan langsung murni dialirkan keotak. Inilah yang merusak dan membikin fatal korban. Serangan belum termasuk cedera luar yang bisa membuat pendarahan hebat. Sementara jika memakai helm….disamping melindungi luka luar, outer sheel yang biasanya terbuat dari fiber-reinforced atau thermoplastic polycarbonate bakal meredam energy benturan yang menyerang kepala. Material bekerja bahu membahu dengan polystyrene (biasa kita sebut styrofoam) untuk menyerap hit impact sehingga ujung-ujungnya daya rusak energy kinetik tereduksi signifikan hampir 75% sehingga sampai kekepala hanya 25% saja. Nah, kepala aman terhindar dari gegar otak…wajahe juga tetap ganteng/ayu tidak disambangi aspal. Hayo…pilih mana hayo . Jangan mau kalah ganteng/cantik sama bule brosis. Lha piye mau rupawan kalau hidung bangir jadi pesek tergerus aspal. Helm dijalan raya??. Monggo kenakan mulai sekarang ketimbang terlambat. Biar ganteng dan cakep sama-sama dahhh .….(iwb)
Leave a reply to Bihun Cancel reply